Sudah 3 tahun lamanya aku tidak menghubungi sahabatku. Bukannya loose contact, aku punya account fb mereka tetapi aku belum siap untuk menemui mereka, bahkan say hi saja aku malu. Aku sengaja menghindari mereka karena aku belum ready jika ditanya mengenai kehidupan pribadi aku. Maklumlah namanya teman pasti mereka akan ingin tahu keadaan kehidupan kita sekarang dengan menanyakan "masih kerja? kerja dimana sekarang?", "sudah punya pacar atau sudah menikah? anaknya berapa?". Hmm, semua itu terasa berat kujawab sekarang ini karena aku belum mendapatkan semua itu. Rasanya untuk bilang belum saja tenggorokan ini terasa seperti tersedak. Apalagi mereka tahu kalau aku ini seorang kakak yang dilangkah oleh adiknya untuk menikah duluan. Makanya aku memilih untuk menghindari mereka dan bahkan menghilang dari dunia fb sebagai zona aman ku.
Ya memang seharusnya aku tidak bersikap seperti ini dan terus terang apa adanya. Tetapi aku bukan tipe orang yang suka untuk mengumbar masalah pribadi aku dan membeberkan segalanya. Bukannya aku tidak percaya dengan sahabat-sahabat untuk bercerita, tetapi aku terlalu takut kalau mereka khilaf dan mengatakannya kepada sahabat yang lain dan bila itu terjadi rasanya seperti menelanjangi diri aku sendiri walaupun masalah yang aku hadapi bagi sebagian orang adalah hal sepele.
Sampai sekarang, menjelang usiaku yang ke 29 tahun aku belum menemukan tambatan hatiku. Ini mungkin hukuman aku yang terlalu percaya diri disaat remaja dulu ketika melihat sepasang pengantin menikah, aku sering berpikir "ah menikah itu gampang, suka sama cowo terus pacaran terus menikah deh". Ternyata memilih pasangan hidup itu jauh lebih susah dibandingkan mencari pekerjaan. Kalau mencari pekerjaan, tinggal melamar kerja, kalau diterima dijalanin, terus kalau engga cocok berhenti saja dan cari lagi, beres. Tetapi dalam memilih pendamping hidup itu seperti kita memilih makanan yang terlihat lezat dan enak semua. Tetapi disamping itu harus dipikirkan makanan itu bagus tidaknya untuk kesehatan kita. Maksudnya, banyak yang mendekati dan mengajak serius tetapi apakah karakternya cocok dengan kita dan apakah akan merasa nyaman dengannya. Tak mudah untuk menentukan itu semua dan harus dipikirkan matang-matang karena menikah itu kalau bisa untuk seumur hidup sekali.
Tetapi kadang aku merasa heran banyak sekali dizaman sekarang setiap pasangan yang sudah menikah dan punya anak mereka akhirnya bercerai dengan mudahnya terus menikah lagi, cerai lagi, it seems like a game. Bukankah kehidupan mereka sudah perfect? Apalagi coba yang mau dicari dan didapatkan? Padahal aku yang single aja susah sekali mendapatkan pasangan hidup.
Aku tidak mau mengeluh dan menyalahkan sang Maha Kuasa kenapa aku belum juga dipertemukan jodohku. Aku merenung kembali, mungkin Sang Maha Kuasa menakdirkan aku telat menikah tentunya ada tujuan yang hendak Dia sampaikan kepadaku, yaitu Pelajaran. Selama ini aku banyak sekali melihat didepan mata kepalaku sendiri mengenai rumah tangga orang dengan permasalahannya. Aku yakin Sang Maha Kuasa akan memberikan aku yang terbaik dengan bersabar dalam memilih dan tidak terlalu tergesa-gesa karena faktor umur. Toh banyak yang menikah di usia ideal bahkan lebih muda akhirnya mereka banyak yang masuk dalam jurang kegagalan, mungkin karena faktor kesiapan mental mereka selain permasalahan lain yang mereka hadapi dan akhirnya berdalih dengan gampangnya karena tidak ada kecocokan satu sama lain karena perbedaan prinsip dll-nya dihadapan hakim. Apakah mereka tidak pernah mengingat kembali atau mencoba membuka lembaran hidup dimasa-masa manis saat Sang Maha Kuasa mempertemukan dan menyatukan mereka. Well, i really don't understand kenapa mereka menyia-nyiakan itu semua dan tidak bersyukur. Seharusnya permasalahan dalam rumah tangga bukan menjadi penghancur melainkan untuk dihadapi bersama agar hubungan mereka semakin erat lagi, karena itulah seninya dalam kehidupan rumah tangga, susah senang hadapi bersama.
Aku mendapatkan message di fb dari beberapa temanku, tetapi belum dapat ku jawab. Sedih juga, tetapi aku hanya berdo'a untuk mereka, agar kehidupan mereka selalu dalam keadaan baik dalam hal apapun. "Teman, aku tahu kalian merindukan ku, menanyakan ku, ingin tahu bagaimana kabar aku sekarang, tetapi aku belum bisa menemui kalian dalam waktu ini. Tetapi suatu saat aku yang akan menemui kalian jika umurku panjang, insha Allah. Aku hanya berdo'a dan berharap agar kalian tidak menilai aku sombong karena aku bukanlah orang yang seperti itu. Aku hanya belum siap. Aku butuh sendiri saat ini. Aku selalu merindukan kalian saat-saat bersama dulu."
Aku sengaja menulis blog ini, agar suatu saat temanku membacanya dan akhirnya mengerti kenapa aku menghindar dari mereka.
*With Love*